Monday, September 21, 2009

Piece of cake? No. Easy as pi.

Oh iya, selamat hari raya Idul Fitri buat yang merayakan lho. Gw bukan Muslim, tapi gw ikutan seneng kok libur hahaha.

Kemaren gw ke gereja. Dan, seperti biasa, pikiran menerawang ke mana-mana. Gw kemaren mikirin soal bilangan irasional selama khotbah. Buset gak tuh. Tapi biarlah.

Nah. Bilangan irasional. Apa itu? Dari kata dasar rasio=perbandingan. Jadi bilangan rasional itu adalah bilangan yang bisa dinyatakan sebagai perbandingan 2 bilangan bulat. Misalnya, 0.5 itu kan sama dengan 1/2 (perbandingan 1 dan 2, yang dua-duanya adalah bilangan bulat.) Kalo bilangan irasional? Ya bilangan yang enggak bisa dinyatakan sebagai perbandingan 2 bilangan bulat. Kalo kemaren di kelas kalkulus contoh yang dikasih sih:
Akar 2.
Akar 3.
Pi.

Nah yang terakhir ini kemaren gw pikirin lagi. Pi? Pertama-tama, apa itu pi? Yang gw tau sih pi itu dipake pas nentuin luas dan keliling lingkaran. Pi itu konstanta, nilainya tetap. Kalo buat nyari keliling lingkaran, rumusnya itu
[Pi x diameter lingkaran = keliling lingkaran.]

Tapi dari mana orang dapet angka pi, yang sekarang banyak dipake 3.142 sekian sekian? Menurut gw, orang dapet pi engga lain dan engga bukan adalah ya menghitung perbandingan keliling lingkaran sama diameternya. Kan rumus yang di atas kalo dibalik kan jadi
[Keliling lingkaran/diameter lingkaran = pi.]

Liat ga? Jadi menurut definisi, pi itu perbandingan keliling lingkaran sama diameternya. Jadi? Masak irasional?

Tapi harus diliat, nilai pi ga selalu 3.142 sekian sekian itu lho. Gw ambil satu contoh. Alkitab. Jadi, ini nilai pi-nya orang Ibrani waktu jamannya Raja Salomo.
1 Raja-raja 7:23 (LAI):
'Kemudian dibuatnyalah "laut" tuangan yang sepuluh hasta dari tepi ke tepi, bundar keliling, lima hasta tingginya, dan yang dapat dililit berkeliling oleh tali yang tiga puluh hasta panjangnya.'

Untuk penjelasan, ini waktu Salomo lagi ngebangun Bait Suci, nah ini ada semacam bak gitu buat nampung air, dengan spesifikasi seperti di atas. Kalo diliat, diameternya 10 hasta dan kelilingnya 30 hasta. Jadi menurut Alkitab, nilai pi itu
30/10 = 3.
Bukan 3.142 sekian sekian itu kan?

Tapi mungkin gini. Mungkin ini cuma masalah pengukuran. Mungkin presisi sama akurasi pengukuran mereka belom terlalu bagus. Kemungkinan besar sih begitu. Mungkin sebenernya kelilingnya engga tepat 30 hasta. Mungkin diameternya bukan 10 hasta. Mungkin sebenernya itu bejana engga bunder bener-bener. Ya kan?

Tapiiii, kalo ternyata iya cuma masalah akurasi sama presisi pengukuran, berarti ini masalah ga akan bisa terpecahkan. Kenapa? Karena kita tinggal dalam ruang 3 dimensi. Kalo mau tepat banget, tingkat presisi maksimum, titik pengukurnya harus bener-bener 0 panjang, lebar, sama tingginya. Padahal semua benda yang ada dalam ruang, punya volume dong. Bayangin deh. Kertas setipis apapun pasti masih punya ketebalan kan?

Kalo bukan masalah pengukuran, masalah apa dong? Kita langsung terima jadi aja, "Oh, pi itu 3.142."? Bahkan kalo di SD boleh pake pi = 22/7. Gitu? Mana mau.

Haaah. Matematika itu emang bukan sains sih. Jadi gini deh. Soal apakah pi itu rasional ato irasional? Karena matematika itu bukan sains, biarin aja dewan tinggi matematika memutuskan.

3 comments:

Ardhn Mohammed said...

Kenapa gak masuk MIPA mas? hahaha

kerupukdicabein said...

haa tadinya sih pengen.
tapi habis itu kata orang-orang MIPA itu susah, jadi malas hahahaha

The Blangkon said...

ahahahaha mungkin lebih tepatnya, lo keterimanya di FTI bukan FMIPA ya kan? (sotoy)