Monday, December 8, 2008

Dream On

Sorry atas entry yang terakhir kalo aneh. Waktu itu udah malem, trus birnya....

Okay I'm back. Here to put a little of myself onto this page. Maybe I cannot explain myself very well, so please ask and debate me if you like.

Gw lebih suka baca/nonton fiksi daripada nonfiksi. Kalo dipikir sekilas aneh kan. "Ngapain fiksi, kaga nyata kok!" Kakek gw bilang gitu, katanya tiap nonton bioskop kita itu dibohongin. Tapi kalo diliat lebih lanjut, mungkin fiksi itu bisa diliat sebagai lebih nyata daripada nonfiksi.

Pernah nonton The Matrix? Itu film sci-fi, dan seperti banyak film sci-fi yang gw tonton, mengandung unsur filsafat yang engga sedikit. Di film itu ada pertanyaan, "Pernah gak lo bangun tidur dari mimpi, terus bingung mana yang mimpi mana yang beneran?" Setelah gw pikir-pikir lagi, kayaknya gw ga bisa mastiin apakah gw mimpi ato bangun. Ini adalah salah satu pemikirannya Rene Descartes (yang nemuin bidang Cartesius itu lho). Gimana caranya bisa yakin kalo apa yang kita alami itu beneran terjadi, kalo indera kita bisa dimanipulasi kayak waktu mimpi?

Ada sih yang bisa diyakini, yaitu bahwa gw itu ada, nyata. Buktinya? Gw lagi mikirin ini. Gw sadar kalo gw yang berpikir ini. Yang mengarah pada kesimpulan Descartes, yaitu 'Cogito, ergo sum.' Saya berpikir, maka saya ada.

Apa hubungannya sama argumen tentang fiksi-nonfiksi di atas? Gini. Kalo nonfiksi, kita liat dunia luar. Kita menerima rangsang dari luar. Tapi indera kita bisa ditipu kan (kayak pas mimpi)? Jadi belom tentu apa yang kita rasain itu 'ada.' Tapi kalo fiksi, kita yang ngebayangin, karena fiksi itu hasil dari pemikiran. (BTW, kalo nonton ato baca, sebaiknya jangan cuma dibiarin masuk gitu aja, harus dikritik, dihajar, diprotes sampe ga bisa diprotes lagi. itu caranya mastiin kita gak 'makan' sampah) Jadi, dengan membayangkan sesuatu, kita membuktikan keberadaan diri kita yang berpikir. Banyak karya (fiksi!) yang membahas mimpi dan kemungkinan bahwa mimpi itu lebih nyata daripada yang dianggap sebagian besar orang. Misalnya, BONE karya Jeff Smith. Lagi, The Great Divorce karya C.S. Lewis.

Maksudnya, kalo kita bermimpi, berimajinasi, kita bisa sangat masuk dalam imajinasi dan mimpi itu sampe kerasa nyata banget. Dan kalo udah gitu, orang lain gak bisa lagi mencegah kita mimpi dan bilang kalo itu engga nyata.

Intinya, tolong, bagi orang-orang yang membaca ini, hargai kami, orang-orang yang masih mau bermimpi. Kayak lagunya si Lennon itu lah.

2 comments:

Ardhn Mohammed said...

"You may say I'm a dreamer, but I'm not the only one" - John Lennon

Yea, sering kali gw bangun tidur dan berpikir, apa itu tadi mimpi?

Dalam mimpi, kita sering menemukan ketakutan : Pengalaman dikejar anjing

Dalam mimpi, kita sering menemukan kebahagiaan : Diterima tembakan kita, ce itu ternyata sayang ama kita..dsb

Dalam mimpi, kita sering menemukan jawaban, dan inspirasi : Nemu notes lagu danta beserta lirik, atau pemecahan masalah

Yea, Dream On..

esther said...

ini sahap bukan sih?